Nama saya Suprihatin, panggilan saya Supri. Saya berasal dari keluarga biasa dengan segudang impian yang luar biasa.
Pada tahun 2013 impian saya yang dulu tersembunyi dan tak terlihat kini muncul kembali, bak awan kelabu yang tersibak oleh sinar matahari yang cerahnya siap menerangi seantero jagad raya, impian itu masih saja setia menanti saya yaitu Eropa. Tujuan saya ke Eropa adalah ingin melihat langsung kebudayaannya, mencicipi makanan khas nya dan juga untuk studi banding mengenai transportasi antara Eropa dan Indonesia.
Impian ke Eropa ini bermula sejak saya masih duduk di bangku SMP waktu itu umur saya masih 15 tahun. Dipengaruhi oleh buku-buku cerita yang pernah saya baca sewaktu kecil tentang putri-putri yang tinggal di istana di Eropa. Saya selalu membayangkan betapa indahnya bila suatu saat saya dapat melihat bangunan-bangunan tua nan megah itu di Eropa, atau membayangkan menjadi seorang putri yang tinggal di istana dengan taman bunga yang dipenuhi bunga mawar nan cantik. Keindahan dan Arsitektur bangunan di Eropa memang sangat mengagumkan.
Namun untuk mewujudkan semua itu butuh banyak biaya yang harus dikeluarkan, melihat dari segi akomodasi, transportasi dan tiket pesawat yang harganya melambung tinggi. Pekerjaan yang saya peroleh juga tidak istimewa, setelah bergonta-ganti pekerjaan dan pindah lokasi pekerjaan. Saya tetap optimis dan bersemangat untuk menyisihkan sebagian uang gaji saya untuk saya tabung guna mewujudkan impian saya, dan ternyata nasib baik berpihak pada saya, semuanya berjalan dengan lancar, sepertinya Allah SWT meridhoi keinginan saya, imajinasi ini akan segera berubah menjadi kenyataan, itinerary perjalanan ke Eropa pun di buat dan saya merencanakan berangkat ke Eropa di tahun 2014, dengan cara backpacking with feminine style.
Untuk menjadi seorang backpacker tidak lah mudah, saya harus mencari akomodasi dan transportasi sendiri. Untuk rute-rute yang dilalui oleh jalur kereta pun harus saya pahami, belum lagi mencari alamat hotel atau hostel yang nantinya akan menjadi tempat saya menginap, semua itu harus saya cari tahu alamatnya sebelum keberangkatan.
Pada awalnya rencana ini begitu mustahil karena memang biaya nya tidaklah sedikit, dari mulai tiket pesawat, akomodasi dan transportasi yang harus dianggarkan jauh-jauh hari agar bisa sesuai budget. Tapi hidup memanglah harus optimis, maka untuk meminimalisir budget keuangan, saya harus ekstra keras memutar otak.
Untuk memperoleh tiket murah saya rajin membuka situs-situs penerbangan murah ke Eropa, siapa tahu saja ada promo tiket murah. 5 bulan berlalu, upaya pencarian tiket murah tetap berlangsung. Namun ternyata saya tidak menemukan promo tiket seperti yang saya harapkan, alias nihil, akhirnya saya mencari harga tiket yang walaupun tidak promo namun masih bisa dijangkau sesuai budget saya. Ternyata rencana saya disetujui oleh Allah SWT, akhirnya setelah melalui pengecekan ke biro-biro travel maka saya pun mendapat tiket harga normal Emirates seharga USD 1,137.-atau jika dirupiahkan sekitar Rp. 16 juta, sesuai nilai tukar mata uang asing berdasarkan kurs pada saat itu.
Saya berencana melakukan perjalanan antar Negara di Eropa dengan menggunakan kereta Eurorail dan untuk pembelian tiket dapat dilakukan di Jakarta. Namun dengan begitu pula perjalanan saya pun akan terkesan kaku karena setiap harinya itenerary perjalanan sudah terjadwal. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak membeli tiket Eurorail di Jakarta. Namun semua pembelian tiket bis dan kereta dilakukan di masing-masing kota di Eropa.
Sebelum ke Eropa, saya harus mengurus Visa Schengen. Untuk bisa mendapatkan visa Schengen saya mendatangi keduataan Belanda di Jakarta yang terletak di Jl. H.R. Rasuna Said. Setelah menunggu beberapa hari akhirnya visa Schengen saya dapatkan, segera saya pun membeli tiket pesawat yang sudah lama saya booking karena dikhawatirkan bila terlalu lama ditunda harga nya akan semakin mahal, apalagi pergerakan Euro dan USD sangat tidak stabil pada saat itu.
Akhirnya dengan usaha, kerja keras dan pantang menyerah keberangkatan ke Eropa pun tiba, Hore!!
Keberangkatan saya ke Belanda dengan pesawat Emirates EK0359 yaitu pada tanggal 5 April 2014 dari Cengkareng pukul 12:40AM dan tiba di Amsterdam Schiphol dengan pesawat Emirates EK0147 pukul 1:30 PM dengan transit via Dubai.
Bak reuni dan kegembiraan yang meletup-letup, saking gembiranya, imajinasi saya melambung tinggi bertemu dengan cita-cita saya disuatu tempat yang bernama horizon, yaitu garis lurus yang menghubungkan antara laut dan langit yang batasannya entah berakhir dimana, semuanya terasa sempurna, ditambah lagi selama perjalanan di pesawat sangat terasa nyaman, karena memang di pesawat Emirates selalu diperlakukan atau di treat dengan baik oleh semua awak kabin pesawat sehigga membuat penumpangnya merasa nyaman.
Akhirya pada tanggal 5 April 2014 pesawat Emirates dengan nomor penerbangan EK0147 mendarat di bandara Schiphol Amsterdam. Saya pun touch down di negeri kincir angin.
Welkom Netherlands
Netherlands I am coming!!
Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke Lisse ditempuh hanya beberapa menit dari Bandara Schiphol di Amsterdam, saya menaiki bis ke Lisse untuk melihat festival bunga tulip Keukenhof yang setiap satu tahun sekali digelar.
Photo di Keukonhof, Lisse - Amsterdam |
Kemudian perjalanan diteruskan ke Volendam, dimana daerah ini memiliki suasana yang tenang dengan model rumah-rumah yang cantik dan berwarna- warni yang terletak berdekatan dengan pinggir laut sehingga dapat pula saya melihat kapal-kapal ramai bersandar siang hari itu.
Beberapa pedagang menggelar dagangan mereka, roti dan makanan tradisional khas Belanda pun dapat ditemukan di sini.
Setelah menghabiskan waktu di Belanda, keesokan harinya saya pun menaiki kereta yang dikelola oleh nshispeed menuju Jerman. Keberangkatan dari Amsterdam Central menuju Koln- Jerman tiketnya seharga Euro 64.60,-. Kereta yang saya tumpangi akhirnya sampai di Koln hampir tengah malam, sambil lihat kanan kiri, saya masih melihat banyak muda-mudi nongkrong dekat Dom sehingga saya tidak terlalu khawatir jalan sendirian di tengah malam dan memang saya tidak booking hotel sebelumnya, alhmadulilah ternyata masih ada kamar kosong di hostel dekat stasiun.
Esok pagi nya saya berjalan-jalan menyusuri sungai Rhein, indah sekali pemandangan di Koln ini dengan orang-orang nya yang ramah, bila kita naik ke atas sisi belakang Koln Dom maka akan ditemui rentetan gembok-gembok cinta terpasang sepanjang jalan menuju jembatan. Dibawah jembatan saya melihat sungai Rhein dengan dihiasi beberapa kapal yang sedang bersandar. Banyak yang mengatakan bahwa sungai Rhein merupakan salah satu sungai penting dan terpanjang di Eropa.
Esok pagi nya saya berjalan-jalan menyusuri sungai Rhein, indah sekali pemandangan di Koln ini dengan orang-orang nya yang ramah, bila kita naik ke atas sisi belakang Koln Dom maka akan ditemui rentetan gembok-gembok cinta terpasang sepanjang jalan menuju jembatan. Dibawah jembatan saya melihat sungai Rhein dengan dihiasi beberapa kapal yang sedang bersandar. Banyak yang mengatakan bahwa sungai Rhein merupakan salah satu sungai penting dan terpanjang di Eropa.
Photo di Koln, Jerman |
Saya menghabiskan beberapa hari di Jerman dan kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju Paris. Pembelian tiket kereta Thalys ini dapat dilakukan langsung di counter terdekat di sekitar Koln HBF di Jerman.
Harga tiket kereta dari Koln HBF menuju Paris Nord seharga Euro 119.
Sore harinya saya pun akhirnya menginjakan kaki dipusat kota Paris yaitu di Jalan Rue Leon Jost tempat saya menginap di B.V.J. Champ Elysees.
Paris adalah kota yang indah di Eropa, dimana setiap restoran selalu memperdengarkan musik klasik tradisional Prancis yang indah. Sehingga apabila saya berjalan kaki disepanjang jalan-jalan pertokoan dan restoran di Paris, selalu saya dengar alunan musik khas yang mengiringi langkah kaki saya di pagi hari. What a wonderful morning.
Louxembourg Garden, Paris |
Malam harinya saya sempat kan untuk melihat Effiel tower, udara malam hari itu sangat dingin sekali di Kota Paris, namun keindahan cahaya lampu di Eiffel Tower dapat melupakan dingin nya udara yang extrim pada malam itu.
Untuk lebih mengetahui roti khas Prancis, tidak lupa saya juga menikmati roti Croissant, roti enak khas Prancis ini di jual di banyak toko roti di kota Paris, saya menemukan toko roti bermerk PAUL yang menjual roti Croissant yang lokasinya dekat dengan stasiun Lyon dan soal rasa pokok nya yummy bangeet dech hehehe.
Dari Paris saya meneruskan perjalanan ke Barcelona dan Madrid di Spanyol.
Dari Paris ke Barcelona saya membeli tiket bis Eurolines di Paris Gallieni dengan tujuan Barcelona Sants seharga Euro 87, dan sampai di Barcelona pagi harinya. Di Barcelona saya mengunjungi tempat-tempat seperti La Rambla, La Barcelonetta, La Sagrada Familia, berfoto mengenakan baju khas Spanyol di Ciutat Vella, mengunjungi Arc de Triomf dan tempat-tempat indah lainnya.
Saya pun mencicipi minuman khas Spanyol yaitu Sangria, dan mencicipi makanan khas nya yaitu Paella.
Photo di Barcelona |
Untuk menuju ke Madrid saya menaiki Bis ALSA dari Barcelona Nord menuju Madrid dengan rute perjalanan Barcelona-Zaragoza- Madrid. Perjalanan dimulai pada pukul 23:30 dan sampai di Madrid pada pagi harinya.
Saya pikir Barcelona dan Madrid ini tempatnya adem, eh ngga taunya panas buangetsss, untuk bulan April katanya sih memang udaranya panas dan kering beda dengan udara di Indonesia yang panas dan lembab.
Di Madrid saya mengunjungi Buen Retiro Park, Plaza Mayor, Real Palacio, Puerta de Alcala, Puerta del Sol, Plaza de Cibeles dan Grand Via, ketika saya di Madrid saya pun mencicipi Bocadila de Calamares yang banyak di jual di restoran-restoran sepanjang area Plaza Mayor.
Photo di Plaza Mayor, Madrid |
Dan akhirnya saya pun mengakhiri petualangan Eropa saya di Madrid dan kembali pulang ke Jakarta dengan pesawat Emirates EK0142 pada tanggal 19 April 2014, pukul 3:25PM dari bandara Madrid, Barajas dengan transit via Dubai dan sampai di Jakarta tanggal 20 April 2014 dengan pesawat Emirates EK0356 pukul 3:40PM.
Saya bahagia bisa mewujudkan impian saya sejak kecil ke Eropa, walaupun bahasa negara -negara di Eropa yang saya kunjungi tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya namun saya juga telah berhasil menggunakan bahasa Spanyol di Madrid dan Barcelona. Dan untuk masalah transportasi, kereta sepertinya menjadi transportasi favorit di Eropa. Saya pun merasakan kenyamanan menggunakan kereta di Eropa, dan jadwal kereta mereka sangat tepat waktu.
Dari cerita dan pengalaman yang saya rasakan bahwa, Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang jika seseorang itu tidak merubah nasib nya sendiri. Semua itu butuh kegigihan dan konsistensi yang berkelanjutan.
Jangan pernah menyalahkan takdir jika kamu terlahir dari keluarga biasa, namun salahkan diri mu bila kamu tidak bisa menggapai impian mu.
Terus berjuang, when there is a will, there is a way.
Salam optimis,
– Supri-