Tuesday, February 23, 2016

Trip to Bangkok, Thailand.


Pesawat Air Asia yang saya tumpangi mendarat di Bandar udara Don Meuang, Bangkok. Segera saya meluncur ke tempat wisata Wat Pho di  2 Sanamchai Road, Pranakorn District, Thailand.




Setelah dari Wat Pho saya melanjutkan perjalanan ke MBK Mall yang terletak di 444 Phayathai Rd, Bangkok, Pathumwan, Thailand.


Di dekat National Stadium 6th Floor, Siam Discovery, 989 Rama I Road, Thailand, saya pun menyempatkan berfoto-foto di Madame Tussauds Museum. Waaah serasa berpesta dengan para selebriti ^_^


Tuesday, February 16, 2016

Tana Toraja, Indonesia.


Pemandangan alam yang indah, sawah yang terbentang luas dan tebing yang tinggi menjulang cantik sangat menentramkan bagi siapa saja yang memandangnya. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya berpetualang ke (you know where)   ya, Tana Toraja di propinsi Sulawesi Selatan. 

Tana Toraja is the best destination spot in South Sulawesi but also try not to miss the Losari beach and Fort Rotterdam when you are in Makassar, from the Airport they are easy to reach by car. But, if you really really want to go to Tana Toraja you have to go to Rantepao by night bus for 9 hours trip from Makassar, in case you want to go by small plane (only 20 passengers) the plane will be landed in Pongtiku, that is located in Rantetayo village near Makale.
My journey last year was started in Makassar then continued by bus to Tana Toraja, then back again to Makassar from Toraja in the next days.
I almost missed flight to Jakarta, when I overslept in the Hotel half hour before departure.


Suku Toraja banyak mendiami daerah pegunungan dan masih mempertahankan gaya hidup yang khas. Kete Kesu adalah sebuah desa yang mempunyai salah satu obyek wisata yang sangat mempesona yang berupa Tongkonan yaitu rumah adat masyarat Toraja,  sering dijadikan lumbung padi.  Dibagian depan tongkonan ini terdapat deretan tanduk kerbau dan terdapat lumbung padi. Selain tongkongan sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs perkuburan tebing dengan kuburan bergantung ada juga yang diletakan di pinggir-pinggir tebing dan di dalam gua di tebing. Kuburan ini diperkirakan berusia 500 tahun bahkan lebih tua lagi.



Tujuan saya berikutnya adalah Lemo. Kawasan perkuburan Lemo sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo saya dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah tebing  yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. 




Selain Lemo ada juga kawasan kuburan bayi kambira. Hanya Bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tara. Bayi tersebut dianggap masih suci.
Dibuat lubang pada pohon untuk menguburkan bayi, yang kemudian ditutup dengan ijuk pohon enau.
Setelah puluhan tahun, jenazah bayi itu akan menyatu dengan pohon.

 Nantikan petualangan saya berikutnya  ^_^